MADIUNTERKINI.ID - Selama ini, masih banyak anggapan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesulitan mendapatkan pekerjaan dan berujung pada pengangguran. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan klarifikasi melalui data yang akurat. Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyebutkan bahwa pemahaman terhadap data penting untuk menilai kondisi lapangan secara objektif.
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat peningkatan signifikan dalam persentase lulusan SMK yang bekerja dalam satu tahun setelah kelulusan. Data menunjukkan kenaikan dari 32,1% pada tahun 2021 menjadi 38,4% pada tahun 2023. Selain itu, tren positif juga terlihat pada lulusan program diploma vokasi, yang mengalami peningkatan kebekerjaan dari 50,2% di tahun 2021 menjadi 58,6% pada tahun 2023.
"Data ini membuktikan bahwa berbagai intervensi dalam pendidikan vokasi telah memberikan hasil yang nyata," kata Suharti dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Rabu (18/9/2024). Kemendikbudristek berencana terus mendorong relevansi lulusan SMK dan perguruan tinggi vokasi dengan kebutuhan industri. Selain itu, mereka juga mendukung lulusan untuk menjadi wirausahawan yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Guna memperkuat hubungan antara pendidikan vokasi dan dunia industri, Kemendikbudristek memberikan keleluasaan bagi sekolah dan perguruan tinggi dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Suharti menambahkan bahwa pemerintah daerah, khususnya provinsi yang mengelola SMK, harus terus berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, serta berbagai konsorsium dan lembaga lainnya.
"Link and match harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir. Kami juga mengundang guru tamu dari industri untuk mengajar di SMK dan perguruan tinggi, sehingga siswa dapat belajar langsung dari para praktisi," ujar Suharti.
Selain itu, ia menekankan bahwa pembangunan pendidikan selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah berada di jalur yang tepat. Program-program seperti Merdeka Belajar, Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) telah membawa dampak positif, termasuk peningkatan akses dan pemerataan pendidikan.
Lewat berbagai langkah strategis ini, Kemendikbudristek optimis bahwa lulusan SMK dan vokasi akan semakin mampu bersaing di dunia kerja dan turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia.