Ilustrasi. (Dok. Ist) |
Jakarta, MadiunTerkini.id - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistyo, mengungkapkan potensi besar Indonesia untuk menjadi lumbung protein perikanan global.
Hal ini merespons kebutuhan protein dunia yang meningkat seiring pertumbuhan populasi global.
Mengutip data FAO tahun 2018, Budi menyebutkan bahwa populasi dunia diperkirakan tumbuh lebih dari 30 persen hingga 2025, yang diprediksi meningkatkan kebutuhan protein hingga 70 persen.
Sumber protein utama yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini adalah ikan, karena produksi pangan darat kian terbatas, menurut laporan terbaru World Economic Forum (2024).
Budi menjelaskan bahwa KKP telah mengembangkan kebijakan ekonomi biru yang berfokus pada keberlanjutan sektor perikanan.
Kebijakan ini mencakup lima pilar, yaitu:
1. Perluasan kawasan konservasi laut;
2. Penangkapan ikan berbasis kuota;
3. Pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan;
4. Pengawasan wilayah pesisir dan pulau kecil;
5. Gerakan partisipasi nelayan untuk mengurangi sampah plastik di laut.
Dengan strategi ini, KKP berharap bisa menjaga sumber daya laut, memenuhi kebutuhan protein, dan meningkatkan perekonomian.
Berdasarkan data World Resources Institute, Indonesia merupakan produsen ikan tangkap terbesar kedua di dunia setelah China, memenuhi 25 persen dari kebutuhan perikanan dunia.
Pada tahun 2022, nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai 6,24 miliar dolar AS, dengan komoditas utama berupa udang, rajungan-kepiting, cumi-sotong-gurita, serta tuna-tongkol-cakalang.